Senin, 20 Februari 2012

Sholatlah Sebelum Kamu disholatkan

AKTUALISASI SHOLAT DALAM KEHIDUPAN
Oleh Zahirin al-Ama

Sholat adalah suatu ibadah teragung yang diperintahkan Allah Swt kepada kita. Perintah ini langsung turun dari Rabb kita. Dijemput oleh Nabi Muhammad di Sidratul Muntaha pada 14 abad silam. Merupakan suatu perintah yang wajib kita laksanakan selaku muslim,.karena ia murni untuk kepentingan kita, bukan siapa-siapa.
Shalat adalah perintah Allah yang diwajibkan kepada setiap muslim. Demikian Al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan. Setiap muslim atau muslimah yang sudah baligh wajib melaksanakannya kecuali yang berhalangan seperti wanita sedang haid dan nifas.
Demikian agungnya sholat ini, maka sudah sepantasnyalah sholat ini menjadi ibadah yang harus diistimewakan dalam kehidupan. Karena sholat merupakan sarana untuk berkomunikasi pada Allah. Sholat merupakan meditasi tertinggi dalam Islam. Dalam Al-Qur’an dan hadist dijelaskan bahwa sholat mengandung 2 makna. Pertama sholat dari Allah yang berarti sanjungan. Kedua sholat dari makhluk, seperi malaikat, manusia dan jin yang berarti berdiri, rukuk, sujud, do’a dan tasbih. Sementara sholat burung dan serangga berarti tasbih. Inilah pengertian yang disebut oleh ibnu Mazhur dalam kitab “Lisanul ‘Arab”.
          Ibadah sholat ini hanya diwajibkan kepada orang muslim. Artinya, hanya orang-orang yang menganut agama Islam saja yang melaksanakan ibadah yang bernama sholat ini. Bukan agama lain. Sementara itu, dari kebanyakan muslim kita melihat bahwa hanya segelintir orang yang melaksanakannya. Sudah lumrah kita sering mendapati ada orang yang agamanya Islam tapi tidak sholat. Kalau pun sholat tapi karena terpaksa. Misalnya seperti seorang murid yang sholat lantaran takut dimarahi guru. Anak yang sholat karena takut sama orang tua. Karyawan yang sholat karena segan dengan atasan di institusi tempat ia bekerja. Atau sholat seseorang yang dikerjakan hanya agar dipandang alim, ahli ibadah, atau karena sebab sesuatu, seperti udang di balik batu, sholat karena ada maunya. Banyak orang sholat karena takut sama manusia. Bukan takut sama Allah.
Dari yang melaksanakan sholat berapa pula di antaranya yang benar-benar khusyu’, yang benar-benar memahami makna sholat sesungguhnya? Dari yang khusyu’ ini berapa pula yang betul-betul mengaktualisasikan nilai-nilai sholat di dalam kehidupan?
          Sesungguhnya sholat itu tidak hanya mengingat Allah dari takbir hingga salam, full aktifitas zikir. Berdiri, rukuk, sujud, dan salam. Tapi lebih kepada perbuatan seseorang dalam kehidupannya. Di dalam buku Pelatihan Sholat Khusyu’ karangan Abu Sangkan, Arifin Ilham yang memberikan kata pengantar untuk buku ini menuturkan tentang makna sholat dengan bahasa yang indah, sholat yang khusyu’ akan melahirkan akhlak yang mulia, dan akhlak yang mulia adalah buah dari kekhusyukan. Inilah makna sholat yang hakiki.
          Dewasa ini, kita melihat betapa banyak orang yang sholat, tapi maksiat jalan terus, menggunjing ke sana ke mari, memfitnah teman sesama, menyikut kawan seiring, dan banyak lagi lainnya. Mereka tidak tahu mamfaat dan keuntungan sholat bagi dirinya. Mereka tidak mengetahui ruh sholat, kecuali hanya gerakan yang sudah mereka hafal.
          Apa sesungguhnya yang dimaksud aktualisasi sholat dalam kehidupan? Yang dimaksud adalah segala gerak-gerik kita, segala aktifitas kita mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Mulai dari hal sekecil-kecilnya hingga yang paling besar sekali pun harus berada dalam jalur sholat. Orang yang sholat adalah orang yang suci. Aktualisasinya dalam kehidupan adalah setiap kali kita melaksanakan serangkaian aktifitas itu harus suci dari segala noda yang merusaknya. Orang yang sholatnya benar, maka ia akan mengerjakan sesuatu dengan benar. Mencari rizki hanya dengan cara yang halal.
Di dalam buku Muhammad bin Qusri al-Jifari yang berjudul “Agar Sholat tidak Menjadi Sia-Sia”. Ia menjelaskan dalam poin-poinnya yang dalam hal ini penulis hanya paparkannya tiga saja, yaitu:
1.     Sholat itu mencegah maksiat. Aktualisasi dari sholat yang sempurna, yaitu sholat yang menghadirkan kekhusyukan dan merenungi makna bacaannya menyebabkan ia terhindar dari perbuatan maksiat. Tidak melakukan maksiat adalah sholatnya dalam kehidupan.
2.     Sholat bertujuan  untuk mengingat Allah, menurut Ibnu Katsir, makna “dirikanlah sholat untuk mengingatku” ialah sholat untuk mengingat-Ku. Mengingat Allah kapan pun dan di mana pun merupakan aktualisasi sholat di dalam kehidupan.
3.     Sholat menjauhkan diri dari sifat tercela, manusia memiliki dua potensi yang senantiasa melekat pada dirinya. Yakni potensi kebaikan dan keburukan. Bahkan Allah telah memberitahukan bahwa manusia diciptakan dengan sifat dasar keluh kesah lagi kikir. Jika ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan jika ia mendapat kebaikan maka ia amat kikir. Meskipun mayoritas manusia menyandang sifat tercela tersebut, tetapi Allah akan mengecualikan orang-orang yang dilindungi dan diberi petunjuk oleh-Nya. Orang-orang tersebut adalah orang yang mendirikan sholat dan menjaganya.     
Kalau sekiranya manusia tahu hikmah yang terkandung dalam sholat dan mau mengaktualisasikan sholat dalam kehidupan. Maka tidak akan ada yang mau menyia-nyiakan sholat. Tidak akan terdengar keluh kesah. Yang ada sebaliknya, jiwa yang tenteram dan damai. Sholat adalah do’a. do’ a adalah senjata orang mukmin yang paling ampuh melumpuhkan musuh-musuh Allah Swt. Sholat adalah alat untuk menuju kemenangan dan kejayaan Islam. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita semua, sudah sepantasnya bagi orang tua bagi anak-anaknya, guru dari murid-muridnya, pemimpin bagi bagi rakyatnya untuk mengajak, menghimbau dan menyeru untuk mendirikan sholat serta mengaktualisasikan nilai-nilai sholat dalam kehidupan.
“Maka sholatlah kamu sebelum disholatkan”

Adzkia, 07 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar