Kamis, 16 Februari 2012

REMEDIAL, KEGIATAN PENGULANGAN PELAJARAN YANG BELUM TUNTAS


       Seorang siswa sedang membaca rusydan, rumitnya penguasaan bacaan Al-Qur'an mengharuskan Ustadz dan        
        Ustadzah perlu menyiapkan anak agar lulus EBTA.

Remedial biasanya dilakukan pada siswa yang nilai ujiannya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dilaksanakan setelah setelah melewati ulangan harian. Setelah guru menilai lembaran jawaban ujian anak secara keseluruhan maka, bagi anak yang nilainya berada dibawah KKM akan dikelompokkan menjadi beberapa orang yang sama pada mata pelajaran lalu menginformasikan kepada siswa agar dilanjutkan pada orang tua masing-masing di rumah. Agar orang tua bisa membantu menyiapkan anaknya di rumah.
           
Belajar itu ibarat orang menempuh suatu jalan, semakin sering ditempuh, semakin mulus jalan itu, sebaliknya jika jarang atau tidak pernah sama sekali dilewati maka akan jalan itu akan bersemak dan bisa menghilangkan jejak itu sendiri.
           
Mengenai waktu, remedi bisa dilaksanakan usai bel pulang sekolah berbunyi. Bagi siswa kelas 1dan 2 bisa memulainya pada jam 14.30 Wib. Sedangkan kelas 3-6 dilaksanakan selepas sholat fardhu ashar.
           
Siswa yang sudah diremedi, jika nilainya belum mencapai KKM, maka diremedi lagi hingga 3 x, dan jika sampai kali ke-3 belum juga mencapai batas KKM, guru dapat memutuskan yang mana di antara ke-3 kali remedi yang perolehan nilai tertinggi maka itulah yang dimasukkan ke dalam nilai rapor bulanan.
           
Kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda, ada yang jenius, sedang dan lambat. Remedi ini pada umumnya dilakukan pada siswa yang memiliki daya tangkapnya lambat dari segi psikomotorik, afekti, dan audio visual.
           
Meremedi siswa ini butuh kesabaran, harus berkorban menyediakan waktu luang di antara celah-celah kesibukan yang menggunung. Tentunya juga butuh keikhlasan dari guru-guru yang menginginkan semua anak tuntas pada mata pelajaran yang diajarkannya. Ketuntasan semua anak merupakan kepuasan tersendiri bagi guru-guru.

Oleh Zahirin al-Ama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar